ROC Chapter Surabaya Menggerus Pasir Membelah Langit Bromo
Pada awal rencana sekitar 3 minggu sebelumnya, tanggal pelaksanaan ditetapkan tgl 25 Oktober yang bertepatan dengan libur nasional tahun baru hijriyah, namun hal ini tidak memungkinkan karena masyarakat Tengger (penduduk asli) pun sedang melangsungkan upacara 1 Suro (tahun baru penanggalan Jawa) maka kami menggeser acara ke tanggal 26 oktober 2014.
Pengunduran ini ternyata berpengaruh pada mundurnya MC – MC lain yg sebelumnya ingin ikut serta dalam acara ini. Sebut saja diantaranya Vespa Club Pasuruan, Vixion Sidoarjo, dan Lowo Ireng Surabaya.
Manusia berencana Allah jua lah yg memiliki ketetapan, peserta dari ROC Surabaya yg berdomisili di Sidoarjo pun sebagian besar membatalkan keberangkatan mereka dikarenakan harus menghadapi suasana berkabung atas wafatnya ayahanda bro Anam wakil ketua ROC chapter Surabaya yg juga bermukim di Sidoarjo pada hari sabtu pagi 25 /10/2014. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Maka, jumlah peserta pun menyusut tajam dari rencana 35 riders menjadi tinggal 14 rider (11 ROC, 1 Vixion, dan 1 Lowo Ireng).
Berkumpul di base Taman Patung Surabaya sejak 20:30 wib untuk sekaligus kopdar seperti biasa, alhamdulillah bisa start rolling pada 22:00 wib. Tujuan antara adalah rumah-duka, kediaman bro Anam untuk menyampaikan ungkapan dukacita, mendoakan yg wafat dan membesarkan hati keluarga yg ditinggalkan.
Tercatat, bro Wignya, bro Amin yangmakinchubbie, bro Farid ikut serta juga dalam rolling thunder ke rumah-duka. Tetapi karena kesibukan keluarga masing2, mereka tidak ikut acara ke Bromo.
Tepat 00:00 kami melanjutkan perjalanan menuju ke gunung Bromo melalui jalur Pasuruan-Probolinggo-Tongas-Sukapura menembus dinginnya malam menuju lautan pasir gunung Bromo, yang kami tempuh selama 3 jam perjalanan.
Suasana masih gelap disana pada 03:00 dinihari, namun hiruk pikuk wisata di kawasan pegunungan Tengger ini semakin riuh oleh deru puluhan Jeep 4×4 dan berbagai sepeda motor yang menembus padang-pasir menuju titik2 pengamatan matahari terbit yg selalu menjadi menu utama wisata gunung Bromo.
Kami tidak menuju titik pengamatan itu, tetapi menuju titik upacara yg telah dipilih oleh bro Babbe Sentot sewaktu survey lokasi.
03:55 seiring dengan terbitnya fajar di ufuk timur, terdengar adzan subuh dari salah satu Handphone peserta touring. Dan kami pun bertayamum dan shalat subuh.
Seteko kopi yang disiapkan the twin brothers Umar dan Amir, dan sebatang rokok yang telah disulut, menghangatkan tubuh2 di pagi yg dingin menyemangati kami mempersiapkan Sang Saka Merah-Putih dan pataka ROC chapter Surabaya, mengatur rapi barisan motor yg semalam diparkir sekenanya akibat lelah tertatih-tatih menapaki pasir tebal yg lepas karena lama tidak disapa hujan.
Lebih-kurang 06:00 semua telah siap. Babbe Sentot memimpin langsung upara peringatan Sumpah Pemuda dengan rangkaian: Menghormat Merah-Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta (mendoakan pada pahlawan), dan bersama-2 mengucapkan Sumpah-Pemuda. Singkat , khidmat, dam berkesan mendalam. itulah yang kami raaakan dari rangkaian formal upacara memperingati Sumpah Pemuda di lautan pasir gunung Bromo.
Acara ditutup dengan penyematan pin touring kepada semua peserta. Selebihnya acara bebas foto2 dan berkemas untuk kemudian meninggalkan lautan pasir bromo pada 08:00, menuju Ngadisari, dusun terakhir sebelum lautan pasir, untuk ngopi dan sarapan pagi.
Tunggu punya tunggu, sampai 30 menit berselang 2 Ruby (bro Zenghe dan bro Umar) tak kunjung muncul. Ternyata dari 11 Ruby yg mencicipi beratnya medan hamparan pasir tebal yang bisa menenggelamkan ban hingga hanya nampak velg itu, 1 Ruby yg dikendarai bro Zhenghe tumbang, gagal meninggalkan gurun pasir bromo akibat kopling terbakar sehingga tidak ada pilihan lain kecuali diangkut pick-up sampai ke kota Probolinggo.
Rombongan sampai di Probolinggo 11:00 langsung mengikuti acara jamuan makan siang bpk. Heru, pengusaha kayu dan juga tokoh masyarakat setempat, sohib karib Babbe Sentot, yang selalu menyempatkan menjamu kami disetiap kesempatan touring ROC Surabaya melalui kota Probolinggo. (Terimakasih pak Heru, barakallahu lakum)
Selepas shalat jamak dzuhur-ashar kami meluncur ke Surabaya. Alhamdulillah lancar semua selamat sampai di rumah masing2.
Demikian sekilas reportase Tour d’Bromo Sumpah Pemuda ROC Chapter Surabaya. Semoga semangat memperingati sumpah pemuda 1928 ini menjadi penyubur rasa satu nusa satu bangsa satu bahasa INDONESIA.
…dan kudendangkan lagu Iwan Fals dan Franky Sahilatua; Pada tanah yang sama kita berdiri, dari air yang sama kita minum, Karena darah yang sama jangan bertengkar, Karena tulang yang sama jangan berpencar…. INDONESIA
Reportase Om Gusti Barlian
ROC Chapter Surabaya
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!